Minggu, 25 April 2010
subneting class C menjadi 4 subnet
Subnet id 1 = 50 host
Subnet id 2 = 30 host
Subnet id 3 = 12 host
Subnet id 4 = 110 host
Jawab:
IP address : 192.168.0.6
Subnet Mask : 255.255.255.224
: 11111111.11111111.11111111.11100000
111 bit untuk menentukan jumlah subnet id
00000 bit untuk menentukan jumlah host
Jumlah subnet id : 23 = 8
Subnet id 1 : 192.168.0.00000000 (0)
Subnet id 2 : 192.168.0.00100000 (32)
Subnet id 3 : 192.168.0.01000000 (64)
Subnet id 4 : 192.168.0.01100000 (96)
Subnet id 5 : 192.168.0.10000000 (128)
Subnet id 6 : 192.168.0.10100000 (160)
Subnet id 7 : 192.168.0.11000000 (192)
Subnet id 8 : 192.168.0.11100000 (224)
Jumlah host : 25-2 = 30
Host pertama ------------------> Host terakhir
192.168.0.1 30 host 192.168.0.30
Subnet : 192.168.0.0
Broadcast : 192.168.0.31
2) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.33 30 host 192.168.0.62
Subnet : 192.168.0.32
Broadcast : 192.168.0.63
3) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.65 30 host 192.168.0.94
Subnet : 192.168.0.64
Broadcast : 192.168.0.95
4) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.97 30 host 192.168.0.126
Subnet : 192.168.0.96
Broadcast : 192.168.0.127
5) Host pertama ------------------->Host terakhir
192.168.0.129 30 host 192.168.0.158
Subnet : 192.168.0.128
Broadcast : 192.168.0.159
6) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.161 30 host 192.168.0.190
Subnet : 192.168.0.160
Broadcast : 192.168.0.191
7) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.193 30 host 192.168.0.222
Subnet : 192.168.0.192
Broadcast : 192.168.0.221
2) Host pertama ------------------->Host terakhir
192.168.0.225 30 host 192.168.0254
Subnet : 192.168.0.224
Broadcast : 192.168.0.255
Dari referensi yang saya peroleh , banyaknya host yang dihasilkan dalam suatu subneting adalah seragam di setiap Subnet Id, seperti contoh diatas subnet id 1 sampai dengan subnet id 8 memiliki masing-masing 30 host. Dengan demikian saya baru bisa menjawab sebagian soal.
Bit untuk menentukan
jumlah host
Jumat, 16 April 2010
Lembar Analisa Jarkom
•Konektor RJ45
•Tang Crimping
•LAN Tester
Berikut diagram kabel straight:
Urutan Ujung A
1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat
Urutan Ujung B
1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat
Kegunaan:
1.Menghubungkan PC dengan HUB/Switch
Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat cross-over secara internal dengan menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan. Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over khusus karena telepon terhubung langsung ke soket telepon.
Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya, namun bukan begitu cara kerjanya.
Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB (yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.
Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin 1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.
Diagram Kabel Cross
Urutan Ujung A
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat
Urutan Ujung B
1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Putih Coklat
5. Coklat
6. Orange
7. Biru
8. Putih Biru
Cara koneksi dengan kabel Cross Dari PC to PC
PC Pertama
Masukkan ke network connection di control panel :
Start menu run control panel
Setelah itu masuk ke bagian Network Connections
Kemudian pilih Local Area Network Connection
Klik kanan Local Area Network Connection, pilih properties
Di kotak dialog Local Area Network Connection Properties, di bagian tab General pilih Internet Protocol ( TCP/IP ) Kemudian Klik Properties
Setelah itu masukkan IP Addressnya 192.168.1.2, kemudian Netmasknya 255.255.255.0
Setelah itu klik button OK, kemudian Close
Nah untuk PC yang kedua tahapnya sama saja dengan yang diatas namun Alamat IP Addressnya berbeda dengan PC yang sebelumnya, anda dapat mengisinya dengan 192.168.1.1 atau dengan IP 192.168.1.x yang lain, terserah anda. Dengan catatan netmasknya harus sama dengan pc yang sebelumnya yakni 255.255.255.0
Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi network setup wizard untuk kedua PC tersebut, agar keduanya dapat saling terhubung sebagai satu workgroup.
Setelah selesai, lakukan ping dari salah satu PC tersebut ke PC lainnya… Jika tampilannya seperti ini maka PC anda telah terhubung satu sama lainnya.
C:\Documents and Settings\Al-k>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" sent =" 4," received =" 4," lost =" 0" minimum =" 0ms," maximum =" 0ms," average =" 0ms">
TUGAS #5
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto. Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:
1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.
Picture 1: Subnetting

Before Subnetting

After Subnetting
Gambar di Picture 1 menunjukkan sebuah network sebelum dan sesudah subnetting diaplikasikan. Di dalam jaringan yang tidak subnetkan, network ditugaskan ke dalam Address di Class B 144.28.0.0. Semua device di dalam network ini harus berbagi domain broadcast yang sama.
Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network – diidentifikasikan dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0. Sebagai contoh, dunia luar menganggap device di 144.28.16.22 dimiliki oleh jaringan 144.28.0.0. Sehingga, paket yang dikirim ke device ini dikirim ke router di 144.28.0.0. Router kemudian melihat bagian subnet dari host ID untuk memutuskan apakah paket diteruskan ke subnet 16 atau 32.
Subnet Mask
Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:
11111111 11111111 11110000 00000000
Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.

Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:
11111111 11111111 11110000 00000000
255. 255. 240. 0.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet mask
2. Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.
Binary Octet Decimal
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255
Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet. Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet. Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.
CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254
Minggu, 11 April 2010
PRAKTK JARKOM 2
Praktikum Jaringan Komunikasi -2
Nama : Ryan Anot
NIM : 08 615 041
Kelas : IV B
1 mii-tool dengan kabel dilepas
root@lab2-desktop:/home/lab2# sudo mii-tool
eth0: no link
2 mii-tool dengan kabel terpasang
root@lab2-desktop:/home/lab2# sudo mii-tool
eth1: negotiated 100baseTx-FD flow-control, link ok
3 lspci
root@lab2-desktop:/home/lab2# lspci
00:00.0 Host bridge: Intel Corporation 82945G/GZ/P/PL Memory Controller Hub (rev 02)
00:02.0 VGA compatible controller: Intel Corporation 82945G/GZ Integrated Graphics Controller (rev 02)
00:1b.0 Audio device: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) High Definition Audio Controller (rev 01)
00:1c.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 1 (rev 01)
00:1c.2 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 3 (rev 01)
00:1c.3 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 4 (rev 01)
00:1d.0 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #1 (rev 01)
00:1d.1 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #2 (rev 01)
00:1d.2 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #3 (rev 01)
00:1d.3 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #4 (rev 01)
00:1d.7 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB2 EHCI Controller (rev 01)
00:1e.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801 PCI Bridge (rev e1)
00:1f.0 ISA bridge: Intel Corporation 82801GB/GR (ICH7 Family) LPC Interface Bridge (rev 01)
00:1f.1 IDE interface: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) IDE Controller (rev 01)
00:1f.2 IDE interface: Intel Corporation 82801GB/GR/GH (ICH7 Family) SATA IDE Controller (rev 01)
00:1f.3 SMBus: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) SMBus Controller (rev 01)
04:00.0 Ethernet controller: D-Link System Inc Gigabit Ethernet Adapter (rev 11)
04:08.0 Ethernet controller: Intel Corporation PRO/100 VE Network Connection (rev 01)
4 arp
root@lab2-desktop:/home/lab2# arp
Address HWtype HWaddress Flags Mask Iface
192.168.0.15 (incomplete) eth0
5 ifconfig dan route dengan IP 192.168.0.*/24
root@lab2-desktop:/home/lab2# ifconfig eth0 192.168.0.16/24
root@lab2-desktop:/home/lab2# route eth0 192.168.0.16/24
Usage: route [-nNvee] [-FC] [] List kernel routing tables
route [-v] [-FC] {adddelflush} ... Modify routing table for AF.
route {-h--help} [] Detailed usage syntax for specified AF.
route {-V--version} Display version/author and exit.
-v, --verbose be verbose
-n, --numeric don't resolve names
-e, --extend display other/more information
-F, --fib display Forwarding Information Base (default)
-C, --cache display routing cache instead of FIB
=Use '-A ' or '--'; default: inet
List of possible address families (which support routing):
inet (DARPA Internet) inet6 (IPv6) ax25 (AMPR AX.25)
netrom (AMPR NET/ROM) ipx (Novell IPX) ddp (Appletalk DDP)
x25 (CCITT X.25)
6 ifconfig dan route dengan DHCP
auto lo
iface lo inet loopback
auto eth1
iface eth1 inet dhcp
address 172.16.0.016 netmask 255.255.0.0
7 ping, traceroute, mtr
- 10.252.13.90
-- 202.154.187.7
www.eepis-its.edu
www.yahoo.com
8 netstat –nlptu
lab2@lab2-desktop:~$ netstat -nlptu
(Not all processes could be identified, non-owned process info
will not be shown, you would have to be root to see it all.)
Active Internet connections (only servers)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State PID/Program name
tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN -
udp 0 0 0.0.0.0:42638 0.0.0.0:* -
udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:* -
udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:* -
9 netstat -natu
lab2@lab2-desktop:~$ netstat -natu
Active Internet connections (servers and established)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State
tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN
udp 0 0 0.0.0.0:35246 0.0.0.0:*
udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:*
udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:*
Minggu, 04 April 2010
Warrior Of The Net
Bagaimana perjalanan data hingga sampai kehadapan kita saat kita browsing di internet , melalui video simualasi yang berjudul Warrior Of The Net kita bisa tau seperti apa jalannya data.
Video clip ini memberikan penjelasan secara visual bagaimana proses pengiriman paket data dari client ke server dan sebaiknya. Jika Anda mengerti konsep TCP/IP ataupun OSI Layer sebagi referensinya, ini adalah gambarannya. Bagi Anda yang belum mengerti clip non komersial ini akan membantu pemahaman anda.
Sebagai gambaran umum, TCP/IP merupakan dasar dari pengiriman data dan tentunya dasar dari internet yang ada saat ini. Dalam prosesnya, data akan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
• Aplication
• Transportation
• Internet
• Network Interface
Begitu pengguna internet mengklik suatu hyperlink maka ilustrasi pun dimulai. Dalam Network interface, data difragmentasi menjadi paket-paket data. Selanjutnya tiap paket data tersebut diberi “cap” di tiap tahapnya, dalam hal ini kepala dari paket data diberi cap TCP layer dan IP layer dan berikut dengan layer-layer lainnnya.
Paket data memulai perjalanannya dari network interface, router, switch router internal lalu masuk ke dalam jaringan web atau internet. Perjalanan terlihat begitu berat. Beberapa paket data ada mengalami kecelakaan di tengah jalan. Dalam perjalanannya ia melalui jalan yang sangat panjang dan bahkan melaui darat, laut, dan udara. Tapi tentunya lingkungan di luar kabel tidak mempengaruhi apa yang terjadi disini.
Tibalah si paket ini di tempat router. Si router ini memindahkan paket-paket data jika aliran data mengalami traffic tinggi. Ia memindahkan beberapa paket data melalui jalur lain. Jika aliran data benar-benar padat kerusakan data mungkin saja terjadi, karena tugas router menjadi sangat berat.
Paket data melanjutkan perjalanannya kembali. Kini si paket masuk ke sebuah persimpangan, bertemu dengan si router switch. Si paket akan ditentukan harus ke mana dia akan pergi.
Paket data sudah hampir sampai tujuan. Paket sudah masuk wilayah server sekarang. Ia sampai pada sebuah firewall. Beberapa data berbahaya seperti ping of death akan dihancurkan jika melewati tempat ini. Dan paket-paket data yang selamat meneruskan perjalanannya.
Paket data selanjutnya melewati proxy sebuah server. Disini terdapat beberapa “pintu” port. 80 misalnya untuk halaman web, 25 untuk email, dan 21 untuk file transfer protocol. Bagi data-data yang kriterianya sudah ditentukan akan hancur disini. Misal saja proxy : cache ITB.ac.id port 8080 akan menolak data “anime” atau data “piip…[sensor ya…]”. Nah data tersebut tidak akan lolos pada tahap ini.
Setelah lolos barulah data mereka disatukan menjadi satu bagian yang utuh. Server lalu me-reply apa yang diminta oleh pengguna internet, melalui jalur yang sama. Data difragmen menjadi paket-paket, melalui router dan switch router, masuk ke dalam jaringan internet, bertemu dengan firewall ataupun proxy, dan masuk ke aplikasi pengguna internet.
Ping of death disingkat POD
Ping Of Dead ( POD ) adalah jenis serangan pada komputer yang melibatkan pengiriman ping yang salah atau berbahaya ke komputer target. Sebuah ping biasanya berukuran 56 byte (atau 84 bytes ketika header IP dianggap). Dalam sejarahnya, banyak sistem komputer tidak bisa menangani paket ping lebih besar daripada ukuran maksimum paket IP, yaitu 65.535 byte. Mengirim ping dalam ukuran ini (65.535 byte) bisa mengakibatkan kerusakan (crash) pada komputer target.
Router
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
Firewall
Firewall bisa memblok koneksi dari jaringan atau IP tertentu. Selain itu mekanisme filter juga memudahkan kita dalam mensetting Firewall sehingga lebih fleksible dalam pengaksesan. Secara visual user akan diberikan notifikasi jika terjadi akses dari luar atau akses dari dalam ke luar. Kita bisa menentukan apakah kita mengijinkan akses ini.
Jika kita memiliki kontrol seperti ini maka kita akan dapat mengetahui keluar masuknya data dari dan menuju komputer kita. Kita bisa menganggap seperti memiliki satpam yang selalu mengecek orang yang masuk ke rumah kita dan keluar dari rumah kita. Jika tidak berkepentingan maka kita bisa melarangnya masuk.
Adapun fungsi Firewall di dalam jaringan adalah sebagai berikut :
1. Packet Filtering : memeriksa header dari paket TCP/IP ( tergantung arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP IP ) dan memutuskan apakah data ini memiliki akses ke jaringan.
2. Network Address Translation ( NAT ) : biasanya sebuah jaringan memiliki sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri. Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.
3. Application Proxy : firewall bisa mendeteksi protocol aplikasi tertentu yang lebih spesifik.
4. Traffic management : mencatat dan memantau trafik jaringan